Masjid Raya Baiturrahman yang terletak di kota Banda Aceh, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di Indonesia, adalah salah satu bangunan bersejarah yang masih bertahan sampai saat ini. Masjid ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H atau tahun 1612 Syamsiah pada masa Kesultanan Aceh.
Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, selain Masjidil Haram di kota suci Makkah, Masjid Raya Baiturrahman ini juga menjadi salah satu pusat pembelajaran agama Islam yang dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mempelajari Islam dari seluruh penjuru dunia.
Masjid ini pernah dibakar oleh Belanda pada tahun 1873, sehingga makin menimbulkan perlawanan dari masyarakat Aceh. Namun kemudian masjid ini dibangun kembali pada tahun 1879 – 1881 atas perintah Jenderal Van Der Heijden sebagai permintaan maaf sekaligus untuk meredam kemarahan rakyat Aceh.
Selain itu, masjid ini juga beberapa kali mengalami perluasan dan renovasi yaitu pada tahun 1936, tahun 1958 – 1965, dan tahun 1992. Terakhir Masjid Baiturrahman selesai direnovasi pada tahun 2008 setelah Aceh dilanda tsunami tahun 2004. Kini Masjid Raya Baiturrahman memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk, dan dapat menampug 9.000 jamaah.

Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi karena termasuk salah satu masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur yang memukau, ukiran yang menarik, dan halaman yang luas dengan kolam pancuran air bergaya Kesultanan Turki Utsmani. Secara arsitektur, bangunan Masjid Raya Baiturrahman menganut gaya Moghul (India).
Baca juga: