Wakatobi Beach, Indonesia
Wakatobi Beach, Indonesia (Photo By Jenny from Taipei - Wakatobi beach, CC BY 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=9547145)

Pada Senin, 19 Desember 2016 Bank Indonesia meluncurkan pecahan mata uang rupiah yang baru. Terdapat tujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan uang logam baru yang diluncurkan. Artikel ini adalah bagian kedua yang membahas tentang lokasi wisata pada gambar uang kertas rupiah 2016 yaitu pada pecahan kertas Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000.

Lihat artikel sebelumnya: Lokasi Wisata Pada Gambar Uang Kertas Rupiah 2016 (Bag-1)

4. Taman Nasional Wakatobi pada pecahan 10.000 rupiah.

Sumber: Bank Indonesia

Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan salah satu taman nasional laut terluas yang ada di Indonesia.

Mengutip dari situs Wakatobi National Park, wilayah Wakatobi terdiri dari 67 desa/kelurahan dan delapan kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Wakatobi Propinsi Sulawesi Tenggara.

Terdapat empat pulau utama di wilayah perairan Wakatobi, yaitu pulau Wangi-Wangi, pulau Kaledupa, pulau Tomia, dan pulau Binongko. Nama Wakatobi adalah singkatan dari nama keempat pulau tersebut.

Perairan TNW tergolong masih bersih dan belum terlihat adanya pengaruh kegiatan manusia seperti limbah rumah tangga. Perairan ini berada pada wilayah “Coral Tri-Angle” atau wilayah segitiga terumbu karang, yaitu wilayah yang memiliki keanekaragaman terumbu karang dan keanekaragaman hayati laut lainnya (termasuk ikan) tertinggi di dunia. Wilayah ini meliputi Filipina, Indonesia sampai Kepulauan Solomon.

Bagi anda yang menyukai keindahan alam bawah laut dapat melakukan beberapa kegiatan disini, seperti berenang, menyelam dan snorkeling untuk melihat gugusan terumbu karang yang indah dan berbagai hewan bawah laut.

Pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan TNW adalah melalui Wanci di Pulau Wangi-Wangi. Dari ibu kota provinsi (Kendari), Wanci dapat ditempuh melalui perjalanan laut. Ada 2 rute perjalanan laut dari Kendari untuk menuju Wanci yaitu yang pertama rute Kendari – Bau-Bau – Wanci, dan yang kedua melalui rute Kendari – Wanci secara langsung.

Rute Kendari – Bau-Bau – Wanci ditempuh dengan menggunakan kapal cepat (Motor Vessel) menuju Bau-Bau dengan waktu tempuh ± 5 jam. Jenis kapal cepat ini melayani rute Kendari – Bau-Bau pp 2 kali dalam sehari. Selanjutnya dari Bau-Bau ke Wanci dilanjutkan dengan menggunakan kapal kayu selama ± 9 jam.

Sementara rute Kendari – Wanci dapat ditempuh secara langsung dengan menggunakan kapal kayu secara reguler 2 kali seminggu dengan waktu tempuh ± 12 jam.

Lebih lengkap mengenai aksesibilitas menuju perairan Wakatobi termasuk bulan-bulan yang disarankan dapat anda baca di situs Wakatobi National Park.

Untuk menuju kota Kendari, kita dapat menggunakan penerbangan langsung dari beberapa kota di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Kode IATA untuk bandara di kota Kendari adalah KDI.

5. Kawasan Gunung Bromo pada pecahan 5.000 rupiah

Sumber: Bank Indonesia

Secara resmi pada pecahan uang baru Rp 5.000 tertulis Gunung Bromo sebagai keterangan gambar pemandangannya. Namun sebenarnya gambar tersebut menampilkan Gunung Batok, dengan di kejauhan adalah penampakan Gunung Semeru. Gunung Bromo sendiri tidak terlalu terlihat jelas pada gambar uang pecahan Rp 5.000 tersebut.

Memang banyak pihak yang sering keliru mengira Gunung Batok sebagai Gunung Bromo karena letaknya yang bersebelahan dan juga karena “penampilan” Gunung Batok yang nampak seperti gunung sesungguhnya.

Gunung Bromo sendiri sebenarnya berbentuk cekungan dan masih aktif mengeluarkan asap vulkanik hingga kini.

Kawah Gn. Bromo, Gn Batok, dan Gn. Semeru di kejauhan (Photo By Jani Patokallio, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=652150)

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo (atau Gunung Brahma) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa (Wikipedia).

Berlibur menuju kawaan Bromo dapat dibilang cukup mudah. Untuk melihat pemandangan matahari terbit dari puncak Bromo, anda dapat melakukan kunjungan dalam durasi waktu 12 jam saja, bila anda memulainya dari kota Surabaya, Malang, Jember dan sekitarnya.

Perjalanan dapat dimulai dari sekitar pukul 11 atau 12 malam sehingga anda akan sampai di kawasan Gunung Bromo sekitar pukul 2 atau 3 pagi. Disana anda dapat beristirahat dahulu sebelum bersiap – siap untuk melakukan pendakian melewati anak tangga puncak Bromo untuk melihat pemandangan matahari terbit yang indah.

Selanjutnya anda dapat menikmati pemandangan alam dan udara pagi yang sejuk di kawasan Gunung Bromo hingga sekitar pukul 9 pagi dan kemudian bersiap-siap kembali menuju kota dimana anda berangkat.

6. Ngarai Sianok pada pecahan 2.000 rupiah

Sumber: Bank Indonesia

Ngarai Sianok adalah lembah indah yang menjadi salah satu ikon pariwisata paling populer di Sumatera Barat. Lembah ini terletak di Gunung Singgalang, tepatnya berada di pusat Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Mengutip dari situs Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Ngarai Sianok memiliki kedalaman sekitar 100 meter membentang sepanjang 15 kilometer dengan lebar sekitar 200 meter dan di dasarnya mengalir anak sungai yang berliku di antara celah-celah tebing terjal dengan latar belakang Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Kita dapat menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor untuk mencapai ke lembah ini.

Lembah ini dinamai dengan nama Ngarai Sianok karena dialiri “Batang Sianok” yang berarti sungai yang jernih. Pemandangannya sangatlah indah, dengan pohon-pohon besar yang mengelilingi lembah, sungai-sungai kecil, tebing-tebing dan juga dedaunan hijau. Udara di lembah ini pun sangat sejuk.

Ngarai Sianok (Photo By By Karya sendiri, GFDL, https://id.wikipedia.org/w/index.php?curid=731153)

Pemandangan yang disajikan Ngarai Sianok sangat menyegarkan mata dan yang pastinya menjadi surga bagi para fotografer dan juga pecinta alam. Selain keindahan alam, Ngarai Sianok juga menyajikan wisata sejarah, yakni Lobang Jepang. Lobang Jepang ini dibangun pada saat Perang Dunia Dua oleh penduduk setempat. Letaknya 40 meter di bawah tanah dan merupakan sebuah terowongan perlindungan yang dibangun untuk kepentingan pertahanan.

Untuk menuju ke objek wisata Ngarai Sianok, sebagaimana disarankan oleh situs Go Sumatra, jika Anda dari Padang, untuk menuju ke Bukittinggi Anda bisa menggunakan transportasi darat dengan angkutan umum. Waktu tempuh kurang lebih sekitar 2 jam. Setibanya di Bukittinggi, perjalanan dilanjutkan dengan angkutan umum yang banyak dijumpai menuju ke objek wisata Ngarai Sianok. Untuk kenyamanan Anda, disarankan lebih baik menggunakan mobil pribadi atau agen travel.

7. Banda Neira pada pecahan 1.000 rupiah

Sumber: Bank Indonesia

Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, dan merupakan pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala dan fuli dunia, karena Kep. Banda adalah satu-satunya sumber rempah-rempah yang bernilai tinggi itu hingga pertengahan abad ke-19 (Wikipedia).

Kepulauan Banda merupakan tujuan wisata populer untuk para penyelam lautan. Kebanyakan turis datang antara bulan Februari–Mei dan September–Desember karena saat itu merupakan cuaca terbaik untuk snorkeling dan penyelaman laut dalam.

Disamping itu, terdapat pula banyak bangunan bersejarah di Banda Neira yang dapat menjadi objek tujuan wisata, diantaranya adalah: Rumah Pengasingan Sutan Sjahrir, Rumah Pengasingan Dr. Tjipto Mangunkusumo, Rumah Pengasingan Bung Hatta, Rumah Budaya Banda, Taman Monument Perigi Rante, Benteng Nassau, Benteng Belgica, dan lain-lain (maltengkab.go.id).

Pulau Banda Besar Dilihat Dari Benteng Belgica (CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index. php?curid=539182)

Untuk menuju ke Banda Neira, terlebih dahulu anda harus terbang menuju Ambon, Maluku. Dari Ambon perjalanan dilanjutkan melalui jalur laut menuju pelabuhan Banda di Maluku Tengah. Anda bisa mengecek jadwal keberangkatan kapal dan harga tiketnya melalui situs resmi Pelni. Biasanya kapal Pelni kembali ke pelabuhan Banda dengan keberangkatan menuju pelabuhan Ambon dalam waktu 4-5 hari. Dengan demikian, Anda punya waktu 3 sampai 4 hari untuk berlibur di Kepulauan Banda.


Kami bantu Anda menemukan tiket pesawat murah dan harga hotel terbaik

Gunakan Xelexi.com/id untuk menemukan tiket pesawat murah dan harga hotel terbaik di mana saja! Kami membandingkan harga tiket pesawat dan hotel dari puluhan situs perjalanan terkemuka dan menyajikan hanya harga terbaik untuk Anda.

Tidak perlu mencari promo dan diskon di setiap situs perjalanan, cukup gunakan kotak pencarian kami untuk menemukan tiket pesawat murah ke kota tujuan Anda dan harga hotel terbaik di lokasi mana pun di seluruh dunia.

Xelexi.com/id tidak hanya menelusuri situs web agen perjalanan besar, namun juga sistem lokal kecil. Sehingga memungkinkan Anda memilih penawaran paling terjangkau yang bahkan mungkin tidak tercantum pada situs perjalanan lainnya.

Jika Anda menyukai petualangan, cari kegiatan atau aktivitas wisata di tempat tujuan Anda. Dapatkan pengalaman yang tak terlupakan. Jelajahi dan nikmati kegiatan wisata yang menyenangkan dan luar biasa.

Xelexi.com/id sangat sederhana dan cepat. Kami membantu Anda menemukan hotel, tiket pesawat, dan kegiatan wisata yang sesuai dengan anggaran perjalanan Anda. Tidak ada biaya tambahan dan/atau biaya tersembunyi.

Jadi tunggu apa lagi? Gunakan Xelexi.com/id sekarang! Mari bertualang!